Pages

Selasa, 08 November 2011

Aoi Matsuri

Aoi matsuri adalah salah satu dari 3 festival tertua dan terbesar di kota Kyoto. Kedua festival lainnya adalah Jidai matsuri dan Gion matsuri. Aoi masturi dilaksanakan setiap tanggal 15 Mei setiap tahunnya. Puncak dari perayaan Aoi matsuri adalah Roto no gi (arak-arakan). Prosesi  Roto no gi ini merupakan iring-iringan pejabat istana menuju kuil Shimogamo dan kuil Kamigamo untuk membawa pesan dan persembahan dari kaisar. Pria dan wanita peserta prosesi mengenakan pakaian yang berwarna-warni seperti yang dikenakan oleh kalangan bangsawan pada zaman Heian. Wanita dan anak-anak yang mengikuti prosesi ini juga menggunakan riasan yang tebal seperti riasan yang biasa digunakan para pemain kabuki.

Prosesi Roto no gi

Perayaan ini disebut perayaan Aoi matsuri karena daun tanaman  Asarum Caulescens (dalam bahasa Jepang Futaba Aoi) dijadikan hiasan selama perayaan, termasuk hiasan pada tutup kepala dan tandu. Dahulu Aoi matsuri dilaksanakan atas titah Kaisar Kinmei karena pada saat itu terjadi kegagalan panen karena cuaca buruk berkepanjangan. Rakyat dilanda wabah penyakit dan kelaparan, sehingga Kaisar mengirim utusan ke kuil Kamo untuk menyampaikan pesan dan persembahan. Musibah pun berakhir dan pejabat istana secara tetap mengunjungi kuil Kamo.

asarum caulescens

Pada zaman Heian bintang dari perayaan ini adalah seorang wanita yang disebut Saio. Peran Saio dipercayakan pada salah satu putri Kaisar Saga yang diutus sebagai miko (sebutan untuk pendeta wanita) di kuil Kamo. Di zaman sekarang wanita yang memerankan Saio disebut dengan Saio-dai (wakil Saio) karena dipilih dari rakyat biasa. Syarat untuk bisa menjadi seorang Saio-dai adalah wanita yang belum menikah dan berasal dari Kyoto. Barisan yang mengelilingi Saio-dai selama iring-iringan terdiri dari anak perempuan yang disebut Menowarawa, dan wanita yang berperan sebagai wanita penungang kuda (uneme) dan pegawai istana.

Saio-dai dikelilingi oleh menowara

----baba outs----

0 komentar:

Posting Komentar